Menjelang Idul Adha, momen ibadah kurban selalu menjadi momen kental dalam kebudayaan masyarakat muslim di Indonesia. Kurban bukan hanya ibadah rutin tahunan, tapi juga momen penuh persaudaraan dan rasa kebersamaan. Mulai dari proses pelaksanaannya yang melibatkan banyak orang hingga proses penyaluran kurban kepada saudara-saudari mustahik yang membutuhkan.
Penyaluran yang Belum Merata
Namun, di balik momen indah ini, terdapat ketimpangan dalam penyaluran kurban. Data dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 71% dari 5,6 juta keluarga muslim kelas menengah atas Indonesia berada di Jawa. Hal ini berakibat pada surplus kurban di daerah perkotaan Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur.
Sebaliknya, daerah pedesaan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Lampung mengalami kekurangan kurban. Ketimpangan ini mengakibatkan kurban di perkotaan besar tidak terdistribusikan dengan baik dan merata, sehingga tidak tersalurkan secara maksimal kepada mustahik di daerah pelosok.
Ketimpangan penyaluran ini akan memberi dampak yang serius, kurban yang rutin berjalan di perkotaan besar tidak terdistribusikan dengan baik dan merata sehingga tidak tersalurkan secara maksimal kepada mustahik yang berasal dari masyarakat prasejahtera, khususnya yang tinggal di daerah pelosok.
Kurban dan Solusi Pemerataan
Kurban yang baik bukan hanya tentang memilih hewan kurban yang besar dan berkualitas. Penyaluran daging kurban yang merata dan berfokus untuk mustahik di wilayah pelosok juga menjadi hal utama untuk memaksimalkan kebaikan dan amal.
Belajar dari permasalahan yang terjadi, sebagai lembaga sosial yang sukses menyalurkan program bantuan sembako hingga pembangunan puluhan fasilitas air di pelosok, Yayasan Indah Berbagi mengajak sahabat berbagi untuk bersama-sama bersinergi dalam menyalurkan kurban yang akan dikirimkan untuk wilayah pelosok negeri.
Semua kurban dari Sahabat Berbagi, yang terkumpul melalui duta kami maupun Halaman Resmi Yayasan Indah Berbagi akan dikemas secara ramah lingkungan dan difokuskan kepada 10.000 mustahik di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).